Lismia, bukan hanya seorang ibu rumah tangga dan petani, ia juga seorang Kepala Dusun Harapan Baru, Desa Permata, Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya.
Ia berbagi cerita tentang berbagai kendala yang dihadapi, perjuangannya untuk penghidupan keluarganya, serta harapan yang ingin diwujudkan.
Tak mudah bagi Lismia dan masyarakat Desa Permata, yang menggantungkan hidupnya dari lahan bergambut. Mereka harus berhadapan dengan tingginya kerentanan akan kebakaran lahan dan hutan, kekeringan saat kemarau, bahkan banjir di musim penghujan yang kerap hadir akibat luapan air sungai di sekeliling mereka.
Tak dapat dipungkiri, perempuan di Desa Permata memiliki peran penting dalam mendukung penghidupan keluarganya, masyarakatnya, termasuk dalam pengelolaan lahan dan lingkungan di sekitarnya.
Perempuan memiliki kepentingan yang besar akan kelestarian lingkungan, karena disaat lingkungan rusak, perempuan turut terkena dampaknya. Peran gender yang dibebankan kepada perempuan dalam mengelola kehidupan keluarganya sangat penting, contohnya dalam kebutuhan sehari-hari keluarganya, memberikan nutrisi yang bagi anak-anaknya, memperoleh air yang bersih, dan hal lainnya.
Setiap hari Lismia dan perempuan desa lainnya harus terus membantu perekonomian keluarga dengan turut bekerja mengelola kebun sawit, karet dan padi di sawah. Mereka juga berusaha mencari tambahan penghidupan lainnya dengan menanam sayur mayur, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual kembali.
#PahlawanGambut#peatimpacts#icraf_indonesia#lahangambut#GambutKalimantanBarat#kalimantanbarat#kabupatenkuburaya#Kuburaya#GambutKKR
#Gambut#GambutIndonesia#peatland#restorasi#peatlandrestoration