Desa Rengas Abang berinovasi mengubah tandan kosong dan pelepah sawit menjadi pupuk organik
Sebagian besar masyarakat Desa Rengas Abang, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir menggantungkan hidup dari perkebunan kelapa sawit, baik menjadi buruh perkebunan, buruh pabrik pengolahan, maupun sebagai petani plasma.
Sebagai petani plasma, mereka terbiasa menggunakan pupuk kimia karena mudah didapat dan digunakan. Namun, mahalnya pupuk kimia membuat mereka mulai berfikir untuk mencari alternatif bahan lain yang dapat digunakan sebagai pupuk. Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan dampak penggunaan pupuk kimia terhadap lingkungan dalam jangka panjang menjadi pertimbangan untuk beralih ke pupuk organik.
ICRAF melalui Program Peat-IMPACTS membangun model usahatani “Pembuatan pupuk kompos berbahan baku tandan kosong” di Desa Rengas Abang yang diimplementasikan melalui kolaborasi antara pemerintah desa, BUmDesa Karya Makmur, koperasi dan perusahaan.
Terjalinnya kerja sama dengan PT. SAML, sebagai langkah awal, limbah pabrik pengolahan kelapa sawit berupa tandan kosong yang menumpuk menjadi inspirasi bagi para petani sawit Desa Rengas Abang untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik.
Pelatihan dilakukan pada 21 September 2023 yang dihadiri oleh 13 peserta perempuan dan 12 laki-laki dengan saling berbagi peran. Laki-laki mencacah bahan baku dan perempuan membuat biang untuk pengomposan.
Dua macam perlakuan dipraktikkan, yaitu: (1) pengomposan tandan sawit kosong, pupuk kandang, garam, molase, gula merah, EM4, dan (2) pengomposan pelepah sawit, batang pisang, garam, molase, hijauan, gula merah, pupuk kandang, EM4. Sebagai tambahan, pembiakan molase dengan bahan EM4, terasi, gula merah juga dipraktikkan dalam pelatihan.
“Pembuatan pupuk organik cukup mudah, apalagi bahan baku yang melimpah dan tersedianya alat pencacah milik BUMDesa sangat memungkinkan untuk memproduksi pupuk dalam jumlah banyak,” kata Bustanul Arif, salah satu peserta pelatihan yang menyambut baik kegiatan ini.
Manfaat pupuk organik, unsur hara yang dibutuhkan tanaman, bahan-bahan organik di sekitar kita yang mengandung unsur hara, serta praktik pengomposan bahan organik disampaikan dalam pelatihan.
Pelatihan pembuatan pupuk organik dilakukan agar petani mampu memenuhi kebutuhan pupuk mandiri di kebun pribadi mereka.
“Setelah kami memahami mengenai pembuatan pupuk organik, kedepannya kami dapat mengembangkan dengan menemukan komposisi yang tepat agar pupuk organik yang dihasilkan mengandung unsur hara yang cukup sehingga dapat digunakan untuk memupuk tanaman sawit mereka,” ungkap Nursayid, Ketua tim kerja desa, dengan bersemangat.