Cerita Terkini

Melihat dari dekat, capaian implementasi model usahatani di lahan gambut Desa Baru

Menikmati uniknya rasa madu asli dari lebah trigona “Bunga Desa” yang dihasilkan oleh kelompok Tani Perempuan di Desa Baru, Kabupaten Banyuasin menjadikan pengalaman unik yang dirasakan Kilian Schubert, perwakilan International Finance (Federal Ministry for the environment, Nature Conservation, Nuclear Safety and Consumer Protection atau BMUV) saat mengunjungi salah satu desa pilot proyek Peat-IMPACTS Indonesia.

Hal ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh donor yang mendanai proyek Peat-IMPACTS Indonesia untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan, intervensi, keterlibatan pemerintah provinsi, kabupaten dan desa serta masyarakatnya dalam pelaksanaan kegiatan. Kunjungan ini juga untuk memahami secara langsung pelaksanaan kegiatan serta mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam konteks pelestarian dan tata kelola lahan gambut dengan mengambil pembelajaran dari salah satu lokasi pembelajaran pelaksanaan kegiatan proyek.

Kunjungan BMUV ke Desa Baru, di Kabupaten Banyuasin, yang merupakan salah satu dari enam desa percontohan yang menjadi bagian dari inisiatif proyek Peat-IMPACTS. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi perkembangan, pencapaian, dan mengevaluasi aktivitas yang tengah berlangsung.

Peat-IMPACTS telah mengujicoba dan menerapkan berbagai praktik pertanian ramah lingkungan dan ramah gambut dengan tujuan mewujudkan tata kelola gambut yang berkelanjutan. Langkah ini melibatkan penguatan kapasitas teknis dan kelembagaan serta koordinasi yang lebih baik antara sektor publik dan swasta. Pendekatan ini sangat penting untuk mengintegrasikan semua pihak ke dalam kerangka tata kelola lanskap yang lebih luas, sehingga mereka dapat berkontribusi efektif terhadap komitmen nasional dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mewujudkan pembangunan berbasis rendah karbon.

Selama proses kunjungan, terjalin diskusi yang konstruktif antara BMUV, kelompok tani Desa Baru, dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin, serta berinteraksi secara langsung dengan petani binaan di Desa Baru, yang telah menjalani pelatihan dan pendampingan dalam menerapkan praktik mina wanatani (agrosilvo-fishery) yang memadukan sistem pertanian, kehutanan dan perikanan di lahan demoplot seluas 1,5 hektar.

Praktik yang dilakukan oleh Tim Kerja Desa (TKD) Baru mencakup budidaya padi ramah lingkungan, pembuatan pupuk organik padat dan cair, serta produksi madu lebah trigona yang kini telah mempunyai merk dagang “Bunga Desa” dan sertifikat halal serta ijin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

Seperti yang disampaikan Subekti Rahayu, peneliti senior ICRAF Indonesia, “hal yang kami tekankan adalah peningkatan pendapatan para petani juga perbaikan terhadap lingkungan. Salah satunya adalah praktik pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) yang diterapkan oleh para Tim Kerja Desa (TKD)  di seluruh desa pilot agar mereka memahami pentingnya kelestarian lingkungan dan vegetasi di sekitarnya”.

Para petani anggota TKD telah merasakan manfaat nyata dari pengetahuan yang mereka pelajari dan praktik yang mereka terapkan pada hasil produk yang mereka capai. Selain itu, proses pembentukan kelembagaan BUMDesa dan pemasaran produk-produk yang dihasilkan juga menjadi langkah penting yang menjadi pembelajaran dalam kegiatan dimasa yang akan datang.

Menariknya, semua peserta kunjungan juga mengamati kondisi di mana selama tiga bulan musim kemarau, lahan demoplot yang ditanami padi tetap hijau subur, sementara cadangan air di kanal atau kolam di sekitarnya diperkirakan masih cukup hingga musim hujan berikutnya. “Dukungan yang nyata dari Jerman terhadap proyek Peat-IMPACTS dan capaian yang telah terlihat merupakan hal yang sangat positif. Kami yakin bahwa model usahatani agrosilvo-fishery dengan penerapan metode pertanian berkelanjutan di lahan gambut memiliki potensi besar sebagai sumber pendapatan baru bagi masyarakat desa. Model ini bahkan dapat diterapkan di wilayah lahan gambut lainnya,” kata Kilian.

Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen penting dalam perkembangan proyek, tetapi juga mencerminkan komitmen bersama pemerintah provinsi dan kabupaten untuk berkolaborasi mencari solusi berkelanjutan yang akan memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal.

Tiga anggota tim lainnya yang juga hadir dalam kunjungan yang berlangsung pada tanggal 10 Oktober 2023, yakni Gerd Fleischer, Commision Manager Climate and Biodiveristy Hub Indonesia, Maike Lorenz, dari Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, dan Lawin Bastian, Advisor Climate and Biodiversity project.

 

Cart

No products in the cart.

Create your account