Menuju Sistem Agroforestri di Desa Sungai Asam, Kubu Raya: Pelatihan Budidaya Durian, Matoa, dan Nanas
Nanas merupakan komoditi unggulan di Desa Sungai Asam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Nanas umumnya ditanam dalam sistem monokultur di lahan gambut. Penanaman monokultur memiliki dampak jangka panjang yang kurang baik dalam hal kesuburan tanah dan potensi penyebaran hama penyakit yang berakibat pada penurunan produktivitas.
Sejauh ini, masyarakat Desa Sungai Asam masih memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai budidaya pohon buah-buahan dan keterbatasan ketersediaan bibit berkualitas baik. Kalaupun tersedia, mahalnya harga bibit menjadi kendala para petani.
Guna meningkatkan kapasitas masyarakat, ICRAF melalui program Peat-IMPACTS mengadakan pelatihan dalam memperkenalkan sistem agroforestri. Agroforestri yang memadukan tanaman nanas dengan pepohohan penghasil buah-buahan dapat mengurangi resiko penurunan kesuburan tanah, penyebaran hama dan penyakit, serta memberikan tambahan pendapatan. ICRAF juga mengadakan pelatihan vegetatif dan budidaya durian, matoa dan nanas, termasuk pengendalian hama dengan bioinsektisida/insektisida alami, serta pembuatan pupuk organik.
Pelatihan di Sungai Asam ini sangat menarik, karena mendatangkan dua narasumber petani dari Desa Sungai Radak Dua, Pak Teguh Kurniawan dan Pak Muhammad Dalil. Bersama Pak Sesep Zainuddin dari ICRAF Pontianak, Pak Teguh Kurniawan berbagi pengalamannya dalam membuat pupuk organik, sementara dan Pak Muhammad Dalil berbagi pengalaman mengenai cara pembiakan tanaman secara vegetatif dengan menyambung, menempel, mencangkok untuk mendapatkan bibit tanaman buah-buahan dengan kualitas yang baik. Subekti Rahayu, peneliti ICRAF Indonesia turut berbagi pengalaman dan berdiskusi lebih mendalam mengenai cara budidaya buah-buahan dan pengenalan bioinsektisida dari bahan-bahan yang ada di sekitar rumah petani.
Petani sangat antusias mengikuti pelatihan. Bahkan sehari setelah pelatihan, salah satu anggota Tim Kerja Desa (TKD) langsung mempraktikkan pemanfaatan seresah untuk pupuk organik di kebunnya.
Pelatihan dilakukan pada Bulan September 2023 di Desa Sungai Asam yang diikuti oleh 15 orang anggota TKD Sungai Asam yang terdiri dari tujuh orang perempuan dan delapan orang laki-laki.