Optimis: Pertanian Ramah Gambut dapat Memperbaiki Penghidupan Masyarakat DesaMeneguhkan Pengelolan Gambut Berkelanjutan di Bumi Sumatera Selatan
Di Indonesia, gambut memerlukan perhatian yang cukup besar dari berbagai pihak, mengingat wilayah Indonesia memiliki ekosistem yang unik ini yang sangat luas. Lembaga Insiatif Kerjasama Iklim Internasional (IKI) BMUV Jerman telah meluncurkan sejumlah proyek di Indonesia, salah satunya adalah proyek Peat-IMPACTS. Proyek ini bertujuan untuk mendukung perwujudan pengelolaan gambut berkelanjutan dengan memperkuat kapasitas teknis dan kelembagaan serta penyelarasan peran antara sektor publik dan swasta.
Kunjungan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Diawali dengan kunjungan ke kantor Bappeda Provinsi Sumatera Selatan sekaligus berdialog dengan beberapa unsur pimpinan Bappeda, OPD, dan lembaga terkait untuk memahami perspektif pemerintah tentang kolaborasi proyek, proses implementasi, dan dampak yang dirasakan, khususnya terkait kondisi musim kemarau panjang, dan menjelang musim berikutnya.
Dalam dialog tersebut, Regina Ariyanti, S.T, Kepala Bappeda Sumatera Selatan, bersama dengan perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan dan Koordinator Tim Restorasi Gambut Daerah Sumatera Selatan, menyambut baik kunjungan BMUV. Pertemuan ini menjadi kesempatan berharga untuk bertukar informasi serta mengidentifikasi isu-isu penting yang dihadapi, sekaligus menyampaikan dampak positif yang ingin dicapai bersama, khususnya dalam kegiatan proyek Peat-IMPACTS.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan bersama ICRAF Indonesia melalui Peat-IMPACTS di tahun 2020-2023, khususnya untuk beberapa capaian di tingkat provinsi, kabupaten, lanskap maupun desa. Seluruhnya merupakan rangkaian yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Di tingkat provinsi, Peat IMPACTS telah mendorong Penyusunan Rencana Perlidungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG) Provinsi Sumatera Selatan, menginisiasi peningkatan pengetahuan mengenai gambut dan DAS yang menyasar para pendidik dan siswa didik di tingkat Sekolah Dasar hingga lulusan universitas, pembentukan media informasi komunitas penulis, serta pembuatan media pembelajaran digital untuk capaian masyarakat yang lebih luas.
Serangkaian praktik dan kebijakan pengelolaan pelestarian lahan gambut di tingkat kabupaten dilakukan melalui penyusunan skenario, program, dan peta jalan yang melibatkan berbagai pihak dan secara langsung mendampingi penyusunan RPPEG Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Selain itu, pendampingan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang bertujuan mengintegrasikan perlindungan ekosistem gambut dan aspek lingkungan lainnya juga menjadi fokus. Selanjutnya, upaya lain yang dilakukan adalah mengintegrasikan aspek perlindungan gambut, pertumbuhan hijau, dan perubahan iklim dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD), dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten OKI. Proses pengarusutamaan aspek pengelolaan gambut berkelanjutan yang lain dilakukan melalui proses pendampingan KLHS RTRWK Kabupaten OKI.
Kegiatan ditingkat bentang lahan dan desa, telah dilakukan melalui pengambilan dan pengolahan data dalam penyusunan peta jalan gambut lestari sehingga dihasilkan dan terbangunnya kesepakatan untuk mendukung model usahatani di enam (6) desa pilot di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI). Kegiatan di tingkat desa ini difokuskan pada peningkatan kapasitas Tim Kerja Desa (TKD) dalam mengimplementasikan model usahatani melalui berbagai pelatihan dan praktik-praktik pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan. Semua praktik baik ini diharapkan dapat terus disebarluaskan, diadopsi dan diimplementasikan di wilayah lainnya di Sumatera Selatan.
Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Selatan juga menggarisbawahi aspek penting lainnya, yaitu pendanaan inovatif; mengingat ketersediaan dana saat ini yang kurang mencukupi untuk mendukung jasa lingkungan. Selain itu, ia berharap agar ada lembaga koordinasi keuangan institusional untuk manajemen lahan gambut yang dapat mengelola berbagai aktivitas, termasuk kontribusi dari berbagai pihak. Tujuannya adalah untuk memastikan pengelolaan sumber pendanaan yang efisien dan mencegah tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan di wilayah yang sama.
Maike Lorenz, dari Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, yang juga ikut dalam kunjungan ini mengatakan “Perubahan iklim adalah isu global yang krusial, dan komitmen kami ada pada solusi berbasis alam dengan relevansi internasional. Program aksi iklim juga merupakan bagian penting dari inisiatif kami. Kami sangat antusias untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan dan juga belajar dari Indonesia dalam upaya bersama mengatasi tantangan perubahan iklim ini.”
“Kami akan mendokumentasikan berbagai bukti nyata yang menarik dan melihat kemungkinan alternatif sumber pendanaan lain. Meskipun proyek ini mendekati masa penyelesaiannya, komitmen kami terhadap pelestarian lahan gambut tetap berlanjut, dengan beberapa fokus di provinsi utama yang menjadi target kami. Tujuan jangka panjang kami tetap untuk mengatasi masalah kebakaran dan kabut asap, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan lahan gambut yang efektif dan berkelanjutan.” ucap Kilian Schubert dengan tersenyum lebar, saat menutup kunjungan perkenalan bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Dua anggota tim lainnya yang juga hadir dalam kunjungan yang berlangsung pada tanggal 10 Oktober 2023, yakni Gerd Fleischer, Commision Manager Climate and Biodiveristy Hub Indonesia, dan Lawin Bastian, Advisor Climate and Biodiversity project.