Top
 

Agro-Silvo-Fishery dan Lebah Trigona: Demoplot inovatif untuk kesejahteraan masyarakat Desa Baru

Agroforestri merupakan strategi pemanfaatan dan penggunaan lahan berkelanjutan di wilayah tropis, menjaga ekosistem ramah lingkungan serta sebagai upaya mata pencaharian dan penghidupan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat. Namun, di tengah tantangan global beberapa hambatan masih ada, seperti deforestasi, lahan pertanian terdegradasi, dan konsumsi energi tak terbarukan.

Untuk itu, mengatasi agroforestri tropis secara global menjadi sangat penting, tidak hanya untuk meningkatkan adaptasi perubahan iklim, tetapi juga untuk membangkitkan solusi-solusi baru yang sesuai dengan berbagai tujuan dan SDGs.

Departemen Tanah dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menyelenggarakan konferensi internasional tentang “Agroforestri Tropika Indonesia” pada 29-31 Agustus 2023, di Malang, Jawa Timur. Untuk menelusuri multifungsionalitas lanskap, keamanan air, ketahanan terhadap aktivitas vulkanik, adaptasi perubahan iklim, dampak Covid-19, tuntutan pasar yang berkembang, ketahanan pangan, kesehatan manusia, dan transisi dari orientasi produk ke ekonomi berbasis layanan.

Dalam acara Konferensi Internasional ini, peneliti ICRAF Indonesia, Junaidi Hutasuhut, hadir dan memaparkan dua topik presentasi, yaitu “Ecotourism: Another Benefit of Agro-Silvo-Fishery and Trigona Apiculture in Peatland Ecosystem of Baru Vilage, Banyuasin, South Sumatra”, dan “Monitoring Behaviour Change of Farmers to Support Ecologically Friendly Agricultural Management Programme ini Peatland Ecosystems”.

Agro-silvo-fishery berupa penanaman padi yang dikelilingi kolam untuk memelihara ikan lokal dengan penanaman palawija, pinang dan pohon buah-buahan, merupakan demoplot yang dibangun pada luasan sekitar 2 ha di Desa Baru, Banyuasin, Sumatera Selatan sejak tahun 2022 melalui Peat-IMPACTS program. Sementara demoplot lebah Trigona dibangun dengan menempatkan 15 stup lengkap dengan berbagai jenis tanaman pakan lebah. Kelompok tani menjadi pelaku dalam demoplot tersebut dan hasilnya dikelola oleh BUMDes, antara lain madu kelulut dan beras. Pupuk organik hasil buatan kelompok tani dimanfaatkan untuk budidaya padi dan ikan serta dijual melalui BUMDes.

Dukungan dari pemerintah kabupaten dan desa menjadi penyemangat bagi masyarakat desa dalam melaksanakan kegiatan. Selain memberikan hasil berupa produk, keberadaan kolam dan ikan menjadi daya tarik bagi para pemancing, hingga menjadi suatu agenda ekowisata rutin yang memberikan manfaat secara ekonomi. Bahkan, budidaya lebah Trigona telah dikunjungi oleh desa-desa lain sebagai tempat belajar.

Pendampingan dan pelatihan telah diberikan untuk kelompok tani di Desa Baru, sehingga terjadi perubahan perilaku, yaitu menerapkan model bisnis yang saat ini dikembangkan. Pemantauan terhadap perubahan perilaku telah dilakukan dengan menilai berdasarkan tahapan Kesadaran, Keinginan, Pengetahuan, Kemampuan, dan Penguatan.

Selama 1,5 tahun kegiatan demoplot, telah ada tiga orang petani yang meniru berbudidaya lebah Trigona hingga mencapai 101 stup lebah, dan lima petani meningkat kompetensinya sebagai pembuat pupuk organik secara individu, bahkan telah menjadi nara sumber pembuatan pupuk organik di desa lain.

Wawasan yang dihadirkan dalam konferensi ini diharapkan akan berkontribusi secara signifikan dalam menyelesaikan masalah hutan dan lingkungan tropis. Dengan memanfaatkan pengetahuan dalam pengelolaan pertanian, untuk dapat memastikan pangan berkualitas tinggi, mengembalikan keberlanjutan ekosistem hutan, dan mengejar alternatif energi terbarukan.

Aspirasi dari acara ini adalah untuk memperkuat jaringan global dan kerjasama dalam pengelolaan agroforestri tropis, memicu solusi inovatif yang sejalan dengan tujuan abad ke-21.

Oleh: Tikah Atikah

—–

Keynote speaker slides dapat diunduh disini: https://s.ub.ac.id/ictaf23