Petani di desa Daya Kesuma di Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin, Sumatera Selatan kini memiliki lahan uji coba (demonstration plot) budidaya jagung, yang akan dikelola secara bersama oleh masyarakat dan dibawah bimbingan peneliti dan para pakar, sebagai upaya model penguatan penghidupan petani berwawasan lingkungan.
Uji coba ini merupakan buah dari proses panjang penggalian data dan penggalangan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk masyakarat desa, yang telah dilakukan sejak akhir tahun 2021. Sebelumnya, peneliti dari World Agroforestry (ICRAF) Indonesia telah menggali data di desa, mengolah dan mengembalikannya sebagai bahan diskusi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Kegiatan ini adalah bagian dari kerja sama antara ICRAF, melalui Peat-IMPACTS Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin/Bappeda, Dinas pertanian dan hortikultura, dan dinas-dinas terkait lainnya.
Kegiatan yang didampingi oleh Camat Muara Sugihan, Welly Ardiansyah, serta beberapa pihak desa diantaranya, Jumali, selaku kepala Desa Daya Kesuma dan Slamet Riyadi, selaku ketua tim kerja desa, menyambut baik dan berterima kasih kepada ICRAF Indonesia, melalui Peat-IMPACTS telah memilih dua desa di Kab Banyuasin, yang telah diberikan pelatihan dan penguatan Kapasitas pengelolaan lahan tanpa bakar. Melalui 16 kelompok tani yang ada di Desa Daya Kesuma, tim desa juga diberikan pembinaan dan pelatihan tentang pupuk oranik padat dan cair guna mendorong penerapan skema Pertanian Ramah Lingkungan. Harapannya akan terwujud model usaha tani yang sesuai dengan kesepakatan dan harapan seluruh masyarakat desa. Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Banyuasin Ir. Kosarodin, MM, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Edil Fitriadi, SP, MSi, mengatakan apresiasi kepada ICRAF dan mendukung penuh prakarsa kegiatan ini yang telah memperkenalkan jenis-jenis usaha tani yang secara langsung dapat diterapkan bersama masyarakat sehingga diharapkan akan muncul rasa kepemilikan terhadap inisiatif tersebut. Dukungan dari pihak tim kerja bersama dan tim kerja desa akan terus dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan upaya menjaga kelestarian lingkungan.
“Keterlibatan ICRAF di Kabupaten Banyuasin ini juga untuk bertukar pembelajaran dan merumuskan opsi-opsi pertanian ramah lingkungan guna mengurangi dampak emisi di tingkat nasional. Pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Tim Kerja Bersama pun ikut terlibat dan mendukung penuh kerjasama ini. Jagung dan padi yang merupakan dua komoditas inti di Desa Daya Kesuma harapannya akan terus berproduksi dengan kualitas terbaik. Semoga Banyuasin akan menjadi penghasil gabah no.3 terbaik di tingkat nasional, dan itu semua berkat kerja sama seluruh pihak yang terlibat dan berkepentingan,” Kata Edil yang juga meresmikan kegiatan uji coba penanaman jagung di Desa Daya Kesuma.
Peneliti ahli di bidang Agroforestry System Dr Gerhard Manurung, menyatakan bahwa penguatan kapasitas melalui demoplot percontohan seluas 3 hektar yang terbagi menjadi 2 zona (1,5 hektar untuk plot percobaan dengan perlakuan varitas jagung dan pemupukan dan 1,5 hektar untuk plot budidaya jagung mengikuti praktek lokal) ini juga untuk melakukan perubahan pola penanaman guna mengurangi kebakaran lahan, meningkatkan pertanian ramah lingkungan, dan pemasaran produk pertanian, juga proses penguatan kelembagaan desa. “ICRAF akan terus mendorong Tim Kerja Bersama unt saling bersinergi dalam kegiatan penguataan kapasitas ini, dengan didukung para SKPD terkait termasuk pihak swasta,” tegas Gerhard.
Kabupaten Banyuasin memiliki lahan gambut seluas 295.800 hektar atau 13 persen dari total lahan gambut di Sumatera Selatan. Mayoritas lahan gambut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam padi. Desa Daya Kesuma adalah satu dari 34 desa yang menjadi lokasi penelitian Peat-IMPACTS di Sumatera Selatan. Inovasi usaha tani dalam praktik pertanian dengan memadukan sistem agroforestri ditawarkan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki tata kelola gambut sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Model usaha tani tersebut telah disosialisasikan ke para pemangku kepentingan mulai dari pemerintah provinsi hingga pemerintah desa, masyarakat, LSM, asosiasi, perusahaan swasta lainnya untuk menemukan rumusan yang cocok dengan desa sasaran.
Turut hadir dalam acara ini beberapa dinas terkait, diantaranya Dinas PUPR, Dinas DPMD, Dinas DLH, Dinas Perikanan, Dinas Kominfo, dan Forum DAS Sumatra Selatan, serta seluruh Tim Kerja Desa yang juga turut terlibat dalam kegiatan ini.
Peat IMPACTS atau Improving the Management of Peatlands and the Capacities of Stakeholders in Indonesia adalah bagian dari International Climate Initiative (IKI), Kementerian Federal Jerman untuk Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Keselamatan Nuklir yang mendukung prakarsa ini dengan landasan keputusan yang diadposi oleh parlemen Jerman. Proyek ini berlangsung selama 4 tahun (2020–2023) di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, dan Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat.
Banyuasin, 14 Juli 2022